Sabtu, 04 Juli 2009

Haul Ke-12 Neng Keke



Pemakaman Cidudu, Desa Imbanegara, Ciamis memiliki daya tarik tersendiri. Disinilah Nike Ardilla disemayamkan. Banyak penggemarnya termasuk sejumlah artis ibukota rutin ziarah ke makam tersebut, terutama setiap haul sang pelantun lagu Seberkas Sinar.

Ratusan orang penggemar almarhumah Nike Ardilla, baik yang tergabung dalam Nike Ardilla Fans Club (NAFC) atau Nike Ardilla Cyber Club (NACC) maupun yang tidak, Senin (19/3) lalu berkumpul di Komplek Makam Nike Ardilla di Pemakaman Umum Cidudu, Desa Imbanegara Ciamis.
Mereka melakukan ziarah dan doa dalam rangka haul ke12 meninggalnya pelantun lagu Seberkas Sinar tersebut.

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, haul Nike Ardilla tahun ini agak sepi dan terasa kurang greget. Tak ada tenda acara, tak ada artis yang datang. Juga tak ada mobil sedan Genio D 27 AK yang dipajang.
Padahal, setiap acara peringatan meninggalnya Nike Ardilla, mobil sedan Genio D 27 AK yang menjadi saksi bisu kematian artis yang pernah membintangi film Kabayan dan Anak Jin itu selalu dipajang di depan rumah keluarga besar Nike Ardilla di jalan raya Ciamis-Tasikmalaya Nomor 389 Imbanagara.
�Kebetulan mobil Genio D 27 AK lagi ada di Jakarta,� kata Alan Judi (37), kakak kandung Nike Ardilla beralasan. Usai acara ziarah di makam Nike Ardilla, kepada Tribun, Senin siang itu, Alan mengakui acara haul Nike Ardilla kali ini lebih sepi dibanding tahun sebelumnya.
�Kondisi ini pernah terjadi waktu awal-awal reformasi. Waktu itu juga agak sepi. Tahun ini mungkin karena banyak bencana, jadi banyak yang batal datang kesini,� ujar Alan.

Pada tahun-tahun sebelumnya selalu ada artis yang datang ikut acara ziarah, seperti Deddy Dores, Tiara, Lia Nathalia, Dike Ardilla dan sejumlah artis penggemar Nike lainnya. �Saya juga tidak tahu kenapa tak ada artis yang datang,� imbuhnya. Tentang sepinya peserta ziarah haul Nike Ardilla tahun ini juga diakui oleh Indra Gunawan, ketua NAFC Bandung. �Tepatnya bukan sepi, tetapi acaranya lebih sederhana,� kata Indra, karyawan PT. CSA, perusahaan material di wilayah Koppo Sayati Bandung ini kepada Tribun diplomatis.

Acara peringatan meninggalnya (haul) Nike Ardilla ke-12 ini menurut Indra hanya ada dua kelompok fans yang datang secara berombongan. NAFC dari Jakarta datang menggunakan bus pariwisata Gardena Z 7917 TB dan NACC Jakarta dengan menggunakan bus pariwisata D 7941 HB. �Yang lainnya hanya mengirimkan utusan, seperti NAFC Palembang, Makassar, Cilacap, Semarang, Bekasi, Surabaya dan beberapa kota lainnya,� ungkap Indra yang setiap tahun selalu datang ke Imbanagara untuk mengikuti acara haul Nike Ardilla.

Menurut Indra, sebelum acara ziarah, setiap haul Nike Ardilla selalu diawali acara renungan dan tabur bunga disisi jalan Riau Bandung, tempat terjadinya kecelakaan lalu lintas yang telah merenggut anak bungsu pasangan Rd Eddy Kusnadi (alm) dan Ny. Nining Ningsirat tersebut. Biasanya acara itu dilakukan tepat pukul 03.00 setiap tanggal 18 Maret, persis waktu kejadian. �Tapi kali ini kita tidak melakukan acara tabur bunga maupun renungan di TKP. Ini semata untuk menghormati hari Nyepi,� imbuh Indra.
Sebagai penggantinya menurut Indra para penggemar Nike Ardilla asal Bandung dan Jakarta hanya melakukan renungan dan doa bersama di Museum Nike Ardilla di komplek Aria Graha Regency Jl. Arya Utama Soekarno-Hatta by Pass Bandung, Minggu (18/3) malam

.
Pintu mobil yang ringsek dan tempat kecelakaan Keke

Indra menjelaskan, para peziarah yang ikut haul di makam Nike Ardilla itu adalah para penggemar fanatik yang selalu datang ke Imbanagara setiap tanggal 19 Maret meski kondisi sesulit apa pun. Hal ini diakui oleh Dwi Yanto (30), Ketua NAFC Cilacap. �Selama 12 tahun ini saya minimal dua kali setahun ke sini (Makam Nike Ardilla, Red). Yakni tanggal 27 Desember hari kelahiran Nike Ardilla DAN TANGGAL 19 Maret hari meninggalnya Nike,� ujar bujangan penggemar berat Nike Ardilla ini. Biasanya Dwi datang dengan rombongan. Tapi hari ini saya datang sendirian, pakai mobil sendiri. Heran juga yang lain juga datang sendirian-sendirian. Jumlahnya tidak sebanyak tahun lalu,� tutur Dwi asli dari Gentasari Kroya, Cilacap yang pernah mengkoordinir acar Kirab Nike Ardilla yang melibatkan NAFC dari 14 kota/kabupaten di Jawa Tengah di Purwokerto tahun 1995.

Penggemar berat lainnya yang selalu berziarah tiap tahun ke makam Nike Ardilla adalah Keke (20) mahasiswi Sekolah Musik Bandung, �Biasanya saya datang dengan Ema Iteung, mantan ketua NAFC Bandung. Tapi tahun ini teh Ema nggak bisa datang karena diboyong suaminya ke Batam,� tutur Keke yang berpenampilan mirip Nike Ardilla.

Ny.Nining Teteskan Air Mata



Acara resmi haul ke 12 meninggalnya Nike Ardilla dimulai pukul 11.30 setelah rombongan fans Nike Ardilla dari Bandung dan Jakarta datang, acara diawali dengan lantunan lagu-lagu dari album besutan Nike Ardilla di Kedai Nada depan rumah keluarga besar Nike Ardilla di Imbanagara Ciamis.
Tak ada pengajian atau tausiah pada acara tersebut. Hanya diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh Didin Tanjungmanggu. Usai Doa, para penggemar Nike Ardilla berjalan bersama sama dari Kedai Nada menuju makam Nike Ardilla. Ny. Nining Ningsirat, ibunda Nike ada dalam rombongan tersebut. Di depan rombongan peziarah ini tampak dua penggemar mengusung foto Nike ukuran besar.

Sesampai di makam Nike Ardilla yang kelihatan asri, bersih dan terawat serta dicat warna pink tersebut, para peziarah kembali melakukan doa bersama yang dipimpin oleh Didin Tanjungmanggu yang kemudian dilanjutkan dengan membaca surat Yassin. Ny. Nining Ningsirat tak kuat menahan haru dan meneteskan air matanya usai acara doa bersama.

Lama ia terpaku sembari memegang pusara anak kesayangannya tersebut. Kemudian tak sedikit pula para penggemar menyempatkan diri foto bersama dengan Ny Nining Ningsirat di depan makam Nike Ardilla.

Usai acara ziarah, acar haul dilanjutkan dengan ramah tamah di Kafe Nada. Acara ramah tamah ini dimeriahkan dengan hiburan musik. Namun sayang, kekhidmatan cara ziarah haul ke12 Nike Ardilla ini �ditutup� dengan goyang dangdut yang melibatkan penjoget berpakaian seronok, yang �memamerkan� bujal dan paha mulus. Ketua NAFC Ciamis, Gerak Mentasi ikut pula berjoget.


Terobsesi Semangat Almarhumah


Salah satu penampilan Keke yang sering ditiru fansnya

Ny. Elma Elisabeth (34) adalah salah seorang penggemar berat Nike Ardilla yang ikut rombongan Nike Ardilla Cyber Club(NACC) Jakarta berziarah ke makam Nike dalam rangka haul ke 12 Nike Ardilla, Senin (19/2) lalu. Warga jalan H. Nawi Pondok Indah Jakarta ini memboyong anak sulungnya, Lisa (16). Penampilan Lisa di antara ratusan penggemar Nike Ardilla yang sebagian besar perempuan terutama ABG pada acara ziarah tersebut cukup menonjol.

Gadis tinggi semampai blasteran Betawi-Manado itu rambutnya dipotong pendek sebahu, mirip potongan rambut Nike Ardilla. �Saya terobsesi dengan semangat almarhumah (Nike Ardilla, Red),� tutur Lisa yang duduk di kelas I jurusan Akuntansi SMK 25 di Jalan Ragunan Jakarta ini. Sewaktu Nike Ardilla meinggal Lisa baru berumur 5 tahun, �Saya mengenal sosok Nike Ardilla setelah sekolah di SD. Itu pun bukan dari ibu, melainkan dari Nenek saya, Ny. Sri Yati.
"Pokoknya kami sekelurga penggemar Nike Ardilla,� imbuh anak sulung dari Muhammad Nuh, guru Akuntansi SMK 8 Jakarta yang fasih berbahasa Inggris ini.

Mulai kelas VI SD sampai saat ini, Lisa terus mengkoleksi brebagai kaset, CD/VCD/DVD album lagu Nike Ardilla berikut berbagai souvenirnya. �Beberapa lagu hit Nike Ardila sudah hafal, seperti Bintang Kehidupan, Nyalakan Api, Matahariku, Sandiwara Cinta, dan tentu saja Seberkas Sinar,� tutur Lisa yang sempat melantunkan bait reffrein lagu Suara Hati-nya Nike Ardilla.
Lisa sudah dua kali ikut ibunya, Ny Elma Elizabeth yang asli Manado tersebut, berziarah ke makam Nike Ardilla. �Waktu Maret tahun lalu saya juga ikut ke sini.

" Memang ada keinginan untuk meneruskan semangat almarhumah, terutama semangat sosialnya, yang peduli kepada orang tidak mampu. Saking pedulinya terhadap anak-anak cacat, Nike Ardilla juga mendirikan SLB. Sekolah itu sampai sekarang masih ada di Bandung,� ujar sulung dari empat saudara ini.


Luput Dari Amuk Puting Beliung

Amuk angin puting beliung yang menerjang berbagai daerah di Ciamis dua pekan lalu ternyata juga menyapu komplek pemakaman Umum Cidudu Dusun Lebaklipung, Desa Imbanagara Ciamis.
Dua pohon jati Belanda usia puluhan tahun yang tumbuh persis di seberang makam Nike Ardilla tumbang, tercabut sampai akarnya. Sejumlah kuburan porak poranda dihantam dua pohon berukuran besar tersebut. Sementara kuburan Nike Ardilla dan ayahandanya, alm. R. Eddy Kusnadi selamat. Luput dari hantaman pohon tumbang. Karena kedua pohon itu tumbang ke arah selatan, sementara kuburan Nike Ardilla berada di arah utara pohon. Tak ada korban jiwa pada kejadian tersebut.

Sementara bangkai kedua pohon kayu jati Belanda yang tumbang menimpa sejumlah kuburan warga di komplek makam Nike Ardilla tersebut sampai Senin (19/3) masih dibiarkan menindas sejumlah kuburan di komplek pemakaman umum yang berada tak jauh dari sisi jalan raya Ciamis-Tasikmalaya tersebut. Batang pohon berikut akarnya masih dibiarkan mencuat di atas permukaan tanah. Satu diantaranya persis di depan gerbang masuk komplek makam keluarga Nike Ardilla.

Keberadaan pohon tumbang ini sempat menarik perhatian para penggemar Nike Ardilla yang tengah berziarah dalam rangka haul ke-12 Nike Ardilla. �Kejadiannya kalau tidak salah hari Selasa (6/3) sore. Waktu anginnya kencang sekali, hujan juga lebat. Tapi untuk tidak ada yang ikut celaka. Saung tempat keranda juga selamat,� ungkap seoarng warga yang tengah menyiangi sebuah kuburan di pemakaman umum Cidudu senin siang kemarin.



Sumber : Koran Harian TRIBUN tanggal 20 Maret 2007

Tidak ada komentar: