Rabu, 01 Juli 2009

Peringatan 11 Tahun wafatnya Nike Ardilla



The best way to become immortal is to die when the eyes of the world are upon o�n you, as too many heroes have proved�. (Cara yang terbaik supaya abadi adalah mati di saat semua mata di dunia tertuju pada Anda, seperti telah terbukti pada banyak pahlawan). Begitu tulis Marlyn Manson di sebuah artikel bertajuk The Death Rock Star. Artikel ini dimuat di Majalah Rolling Stone edisi 15 April 2003.

Manson, yang identik dengan dandanan Gothic ini, rasanya tak berlebihan. Sejarah membuktikan bahwa legenda di dunia musik rata-rata meninggal saat tengah berada di puncak kariernya. Jimi Hendrix dikenang terus setelah meninggal lantaran overdosis pada 18 September 1970. Jimi tewas di usia yang bisa dibilang muda, 28 tahun. Kala itu ia tengah berada di puncak karier.

Selain Jimi, ada Kurt Cobain. Seperti Jimi, ia meninggal juga lantaran overdosis. Kurt, yang meninggal di usia 27 tahun, kala itu sedang ngetop-ngetop-nya dengan Nirvana. Bahkan ada pengamat musik yang menyatakan musik grunge � genre musik yang dimainkan Kurt bersama Nirvana� juga ikut mati setelah Kurt tiada. Selain Jimi dan Kurt masih banyak rock star yang jadi legenda lantaran meninggal di saat jaya. Ada John Lennon, Janis Joplin, Jim Morisson, Elvis Presley, Freddy Mercury, atau Tupac Shakur.

Kematian pahlawan musik ini terus dikenang sampai sekarang. Oleh penggemar, cara mengenangnya dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya ziarah ke makam. Makam Elvis di Graceland Memphis, Amerika Serikat, ramai disambangi para peziarah setiap tanggal 16 Agustus. Elvis meninggal di tanggal itu. Makam Lachaise Cemetery di Paris, Prancis pun tiap tahunnya juga ramai dikunjungi orang. Makam itu tempat peristirahatan terakhir Jim Morrisson, vokalis The Doors.

Bagaimana di sini? Di negara ini, banyak musisi atau artis yang meninggal saat tengah berada di puncak. Namun � berbeda dengan negara lain� jangankan jadi legenda, dikenang pun paling-paling sesekali saja. Dari sekian banyak artis yang telah pergi, cuma kematian Nike Ardilla yang diperingati setiap tahunnya. Sekadar kilas balik, semasa hidupnya Nike dikenal sebagai penyanyi populer. Dari vokalnya banyak terlahir lagu-lagu hit, seperti Seberkas Sinar, Bintang Kehidupan dan Nyalakan Api.

Selain bernyanyi, Nike juga sering muncul di layar lebar. Nike meninggal pada 19 Maret 1995, dalam sebuah kecelakaan mobil di Jalan R.E. Martadinata, Bandung. Penyanyi berparas manis ini tewas seketika saat sedan Honda Genio warna biru metalik bernomor polisi D 27 AK yang dikendarainya menabrak pagar tembok sebuah bangunan.

Peringatan wafatnya cewek yang punya nama lengkap Raden Nike Ratnadilla rutin dilakukan tiap tahun. Penggemar Nike- lah yang tiap tahun berinisiatif menggelar acara ini. Bisa dibilang, tak ada penggemar seloyal fans-nya Nike. Bukan tak mungkin, bila fans-nya tak seloyal ini, nama Nike barangkali sudah terlupakan. Setiap tahunnya peringatan kematian Nike biasanya dikoordinir oleh Nike Ardilla Fans Club (NAFC). NAFC merupakan wadah resmi penggemar Nike. Menurut Emma Amrin, Ketua NAFC Jakarta, anggota resmi NAFC ada sekitar 2000 orang. 500 di antaranya anggota NAFC Jakarta. �Ada juga anggota NAFC yang tinggal di Malaysia, Singapura, bahkan ada juga orang bule yang menggemari Nike. Dia tinggal di Amerika Serikat,� ceplos Emma.
,br> Menginjak tahun kesebelas ada pemain baru. Ada Nike Ardilla Cyber Club (NACC) yang juga membuat acara serupa. Yang terakhir disebut merupakan wadah penggemar Nike yang baru terbentuk setahun belakangan. NACC menggunakan jaringan Internet sebagai wadah interaksi. �Kami bukan saingan NAFC. Toh tujuan kami sama kok, sama-sama ingin melestarikan Nike Ardilla,� ujar Adi (27), Ketua NACC. Kalau mau lihat aktivitas NACC bisa dilihat di http://nikeardilla.rileks.com.

Setiap memperingati wafatnya Nike, penggemar melakukan ritus yang sama. Tiap tanggal 18 Maret, biasanya mereka mengadakan renungan persis di lokasi Nike meninggal. Sebelumnya, mereka lebih dulu mengunjungi Museum Nike Adilla yang terletak di komplek Perumahan Aria Graha, Bandung. Nah esoknya, mereka ziarah ke makam Nike yang terletak di Jalan Ciamis. Ini pemakaman keluarga Nike. Selain Nike, R. Eddy Kusnaedi, ayah Nike juga dimakamkan di sini. Saat melakukan ziarah ini, banyak penggemar yang tak kuasa membendung air matanya. Tahun ini, dari Jakarta NAFC dan NACC masing-masing berziarah menggunakan 2 bis dengan kapasitas sekitar 60 orang. Jangan salah, bukan penggemar dari Jakarta saja yang datang ke acara ini. Penggemar dari luar Jakarta, bahkan luar negeri, juga datang ke acara ziarah ini. Asal tahu saja, selain ziarah, acara ini juga dimanfaatkan para penggemar Nike untuk temu kangen.

Lalu apa sebenarnya yang membuat Nike bisa mendapat atensi sebegitu besar walau telah lama pergi? Jawabannya bisa bermacam-macam. �Saya suka Nike gara-gara lagunya bagus-bagus,� ujar Emma. Adi pun begitu. Saking sukanya pada vokal Nike, ia punya semua kaset-kaset yang pernah dirilis Nike. Tak cuma yang dirilis selama hidup, yang dirilis pasca kematian, ia juga punya. Selain itu ia juga mengoleksi piringan hitam, poster, CD, VCD, film-film yang dibintangi Nike sampai kliping berita tentang Nike Ardilla.

Tak cuma itu. Di mata fansnya Nike tergolong orang yang ramah, apalagi terhadap fansnya. �Saya pernah dengar kalau ada penggemar main ke rumahnya, ia sendiri yang menyajikan minum,� cerita Adi. Ada lagi. Nike juga dikenal sebagai figur yang peduli pada kaum papa dan kaum cacat. �Dia membantu anak-anak cacat dengan mendirikan SLB. Nike juga sering membantu orang tak mampu. Tapi itu tak pernah ia gembar-gemborkan,� serunya lagi. Sifat Nike yang gemar membantu orang lain ini, kata Emma, kini diikuti penggemarnya. �Anggota NAFC itu punya iuran. Iuran itu dimanfaatkan untuk kegiatan sosial. Salah satunya untuk membantu membiayai SLB-nya Nike Ardilla,� ceplosnya lagi.

Buat Nining Ningsihrat, ibunda Nike, kegiatan yang rutin dilakukan penggemar Nike itu merupakan tanda fans Nike masih mencintai idolanya. �Alhamdulillah, walaupun anak saya sudah pergi, sampai sekarang kecintaan mereka masih besar,� tutur Nining saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu. Walau, mau tak mau peringatan itu membuka kembali kenangannya akan putri bungsungnya itu, Nining tak mempermasalahkannya. �Sudah sejak lama saya bisa menerima kepergian Nike,� ujar Nining lagi.

Tidak ada komentar: