Selasa, 30 Juni 2009

Curahan Hati Ibunda Nike Ardilla


Kepergian Nike Ardilla meluluhlantakkan perasaan ibundanya, Ny.Nining Kusnadi."Ya, Allah...tak adakah cobaan yang lebih ringan buat saya?" katanya sambil mengusap foto Nike -pesanan Almarhumah- dari majalah KARTINI.Dengan duka yang mendalam Nyonya Nining menuturkan pengalaman hidupnya bersama sang bintang,Nike Ardilla

Seandainya saya bisa mengatur suara suara,tak ingin rasanya saya mendapat berita meninggalnya putri saya,Nike Ardilla.Namun berita duka itu semakin santer dan menjadi kenyataan.

Pada tanggal 19 Maret 1995 pukul 06.00 WIB,telepon berdering di rumah kami.Di seberang sana,seseorang yang mengaku polisi mengucap,"Assalamualaikum.....putri anda,Nike Ardila mengalami musibah dan kini berada di rumah sakit....."
Karena terbiasa mendapat berita semacam itu,saya berusaha tetep tenang."Anda siapa? Bisakah saya mendapat nomor telepon anda?" Suara di "seberang sana" menyebutkan sederet nomor,tetapi pikiran saya tak bisa lagi terkonsentrasi.Entah mengapa,sekujur tubuh ini menjadi begitu lemas. Tiba tiba saja,perasaan saya seperti melayang.Rasanya kedua kaki ini tak lagi berpijak di bumi.....Begitu tersadar,saya telah berada di rumah sakit.
Di hadapan saya,Neng (panggilan sayang Nike Ardilla di rumahnya) terbaring.Kepalanya penuh luka dan dadanya memar. "Neng,kenapa kamu,Nak? Cepatlah bangun.Ayo kita pulang!" kata saya.Tetapi Neng diam saja.Tubuhnya kaku dan ia tak menjawab. Ya Tuhan,kuatkan hati saya! Saya ingin menolong anak saya!" Tetapi tangan saya seperti lunglai,
Pukul 09.00 WIB,jenasah Neng tiba di rumah kami.Air mata ini tak terbendung lagi,"Kenapa Neng tega meninggalkan Mami?Neng,coba lihat Mami! Mami sayang kamu Nak!" Tapi anak itu diam saja.Saya seperti sukar percaya kalau Neng "BUNGA" keluarga kami benar benar telah berpulang......

Sampai detik ini,rasanya saya tidak percaya Neng sudah tiada.Kayaknya dia sedang pergi show atau syuting.Tapi kalau sadar dia sudah tiada,batin ini rasanya ingin menjerit.Saya benar benar kehilangan dia.Sempat beberapa kali saya protes pada Tuhan,kenapa secepat itu Dia memanggil anak perempuanku satu satunya.Tapi akhirnya saya ini sudah kehendak-Nya.

Kini saya hanya bisa menatap foto Neng yang seolah tersenyum manis untuk ibunya.Sering saya duduk lama di kamarnya sambil menangis.Kalau sudah begitu,anak anak dan saudara saya mencoba menghibur.Ya...saya tak boleh terus terusan larut dalam kesedihan.Pelan pelan saya mulai yakin dan makin yakin....Neng sudah bahagia di sisi-Nya.

Dimata kami dan kakak kakaknya,Neng gadis yang manja dan ceria.Kami hampir tak pernah melihatnya bersedih.Kalau kutanya,"Neng ada masalah apa? Kok lesu amat?"Pasti jawabnya,"Nggak ada apa apa.Mami tenang tenang aja.Everything is okay!"

Meski manja,Neng selalu berusaha menyenangkan hati kami.Kelahirannya pun sebetulnya adalah kebahagiaan tersendiri bagi kami.Saya dan suami,memang sudah lama berdoa memohon agar kami dikaruniai anak perempuan yang saleh,dan menyenangkan hati orang tua.Maklum,dua anak kami sebelumnya laki laki.Saat itu kami masih tinggal di daerah Kebon Sirih,Bandung. Disana banyak pramugari yang kost.Mereka cantik cantik.Saya sering bilang sama suami,"Pi,aku ingin anak kita geulis kayak anak anak itu."

Saking kepengennya punya anak perempuan,segala usaha kami lakukan.Termasuk memakai "pancingan" seperti nasihat orang.Kebetulan bibi saya melahirkan bayi perempuan.Anak itu kemudian saya asuh sampai umur 6 bulan.Tak lama kemudian,saya mengandung Neng.Selama kehamilan sampai persalinan semua berjalan lancar.

Tanggal 27 Desember 1975,lahirlah Neng di RS Ibu Emma,Bandung.Kebahagian saya sungguh tak terlukiskan.Suami saya tak sempat hadir saat itu karena sedang bertugas di Jakarta.Tapi ia melonjak gembira saat kami mengabarkan anaknya perempuan.
Sepertinya begitu lahir,Neng sudah membawa keberuntungan.Contohnya,jatah dari kantor suami hanya cukup untuk perawatan di kelas II,tapi begitu Neng lahir,kami mendapat rezeki,hingga saya bisa pindah ke kelas I.

Neng tumbuh dan berkembang seperti anak anak lainnya.Bedanya sejak kecil Neng suka difoto.Tiap habis mandi,dia selalu minta difoto.Kalau tidak dipenuhimdia bisa menangis sampai menjerit jerit.Terkadang biar tenang,suami saya cukup berpura pura memotretnya.Kami sampai meledek,"Ih,si Neng kecil kecil udah genit," biasanya dengan mimik lucu dan suara cadel,Neng menjawab,"Biarin..kalau sudah besar kan Neng mau jadi pagarwati." Maksudnya peragawati.

Waktu masuk TK,Neng selalu jadi pusat perhatian bila ikut karnaval.Habis tampangnya lucu dan menggemaskan.Kalau ditanya,"Neng bisa nyanyi nggak?" Langsung dia mengiyakan.Dia paling senang mendendangkan lagunya Iis Sugianto..."Masihkah kau ingat ...sayang..." Ah,rasanya semua itu seperti terjadi baru kemarin.

Bakat nyanyi yang dimililiki Neng sangat menonjol.Atas saran beberapa orang,Neng saya masukan ke Himpunan Artis Bandung di daerah Tegallega.Tiap ada hajatan,atau perayaan di kantor ayahnya,ia pasti tampil. Sejak itulah dia menyanyi sampai sekarang (Ingat!!! sampai sekarang Nike Ardilla tetap bernyayi.). Heran juga kalau melihat keluarga kami tak ada yang berdarah seni.
Meski sudah jadi artis yang sukses,di rumah ia tetap seperti anak anak lain.Tiap pulang ke Bandung,pasti Neng telepon ke kiri kanan,ngumpulin teman temannya.Begitu kumpul,lagu metal distel,dan tukang bakso dipanggil.Lalu mereka ngerumpi sambil makan bakso dan dengerin lagu.
Tiap ke rumah,Neng selalu minta saya masakin," Mami bikin sambal dong," hobby Neng memang makan sambal dengan ikan peda,tahu,serta lalap jengkol.Kata Neng,dia udah bosan makan di restoran.Makanya tiap pulang,pasti ia minta dimasakin itu.

Kemanjaan Neng juga tidak berkurang.Sering selagi saya dan suami tidur,datang Neng ke kamar," Minggir- minggir ,Neng mau tidur di tengah." pintanya.Kadang kami goda dia," Ih,gimana kalau nanti Neng sudah punya suami ,terus diganggu sama anaknya kayak begini?" Paling palin ia menjawab,"Biarin aja,itu kan nanti.Yang penting,sekarang Neng mau tidur di sini."

Neng juga termasuk anak yang berjiwa sosial.Kalau memberi sesuatu ia tak pernah ngomong ngomong.Sering saya ingatkan,agar jangan terlalu royal tanpa perhitungan.Tapi dia bisa saja berdalih," Yang namanya rezeki itu,datangnya ada aja,Mi." Kalau saya ingatkan untuk menabung demi masa depannya,dia bilang,urusan rumah tangganya adalah tanggung jawab suaminya kelak." Pokonya mamih ga usah kuatir,Neng tau batasnya kok," bujuknya.
Pada orang tua dan saudaranya pun Neng sangat royal." Kalau papi atau Mami gak punya duit,bilang saja yah."Katanya selalu.Sering Neng memberi uang,entah sejuta atau dua juta rupiah.Pendeknya tiap dapat rezeki,ia tak lupa pada kami.Malah beberapa kali dia meminta ayahnya untuk berhenti bekerja," Papi kan sudah tuamntar Neng aja yang menaggung semuanya."

Kepada kami,Neng selalu terbuka.Waktu santer diberitakan mabuk mabukan,kami sempat menanyakannya pada dia.Menurutnya tuduhan itu tidak benar."Neng memang minum,Mi.Tapi cuman sedikit.Itu pun cuma untuk pergaulan.Pokoknya nggak usah khawatir.Neng nggak akan emnyengsarakan papi dan mami kok,"sahutnya.

Sejak Neng masih kecil,kami selalu menanamkan ajaran agama yang kuat.Neng juga sering membaca buku buku tentang agama.Misalkan,buku yang menggambarkan suasana di neraka.Juga cerita cerita tentang orang tua yang susah masuk syurga karena anaknya nakal.Jadi,Neng takut kami sengsara bila kelak sudah tiada.Makanya dia rajin berbuat baik dan bersedekah.

Sabtu 18 Maret 1995 siang,Neng menelpon saya," Mami,Neng ntar pulang agak maleman karenya syutingnya belum kelar." katanya.Sempat saya tanya dengan siapa dia pulang.Katanya diantar sopir,sempat pula saya berpesan,"Hati hati di jalan."

Sekitar pukul 22.00,Neng datang bersama Atun.Waktu dia masuk,saya sedang santai di ruang tengah."Badan Neng kok kurusan?" tanyaku." Mami,kalau di film itu ada peran gemuk dan peran kurus,ini kebetulan Neng harus tampil kurus," jawabnya.
Dia juga balas bertanya," Mi,Neng cantik apa nggak sih?" Kujawab," Kamu mah geulis." Eh dia masih belum puas." Cantik mana sama Marllyn Monroe?" Saya jawab lagi," Lebih cantik Neng atuh,kalau Marllyn mah orang bule.Neng asli sunda." Lantas dia tertawa.

Setelah itu dia masuk kamar mencari kaset Terlanjur Sayang - nya Memes.Dilihatnya foto dirinya yang sedang merentangkan tangan. "Lucu yah Mi,Neng berfoto pakai gaya Superman.Cuma Neng yang bergaya seperti ini,"ujarnya sambil tertawa.Tak lama kemudian,dia memanggil Atun dan menanyakan bajunya.Herannya,Atun cuma diam aja di pojok kamar.
Saya lihat Neng memilih milih baju.Diambilnya kaos merah,celana hitam,dan sepatu merah.Usai berdandan dia kembali bertanya, "Mami,pantas nggak Neng pakai baju ini?" Saya bilang,Neng pakai baju apa saja juga tetep pantes.Setelah itu, Neng pamit karena ada jannji dengan temannya nonton acara pemilihan model sampul majalah.Katanya ada group Java Jive.

Nah.....saat mau pergi,entah mengapa mobilnya susah hidup.Neng sempat ngomel," Uh,apa sih yang rusak?" Akhirnya mesin mobil itu menyala juga.Tapi Neng seperti nggan berangkat.Malah dia memanggilku."Tunggu apalagi Neng.Pergi saja.Tapi hati hati dijalan,jangan ngantuk." pesan saya.Oh iya,sebelum benar benar berangkat,Neng sempat meminta maaf." Mami,maafin Neng yah.Selama ini Neng banyak bohong sama Mami.Bilang mau syuting,padahal maen.Bilang mau pemotretan padahal jalan jalan,"Katanya. " Gimana mau masuk Syurga atuh,kalau Neng banyak dosa sama mamih mah."Goda saya.Sempat pula dia bilang,bahwa dia gak bakalan keluar malam lagi setelah saya tegur.Dia bilang,ini adalah "acara keluar malam" nya yang terakhir.

Esoknya.....Minggu 19 Maret 1995,saya menunggu Neng.Soalnya dia janji hari itu mau mengajak saya jalan jalan ke kebun raya Bogor,sekalian mau main ke rumah Nia Zulkarnaen untuk mengucapkan bela sungkawa.Tapi sampai jam 06.00,dia belum juga datang.Tak lama kemudian telepon berbunyi,dan datanglah kabar duka itu.........

Neng kini sudah saya ikhlaskan walau pun terlalu cepat dia pergi.Saya sadar,ini sudah kehendak-Nya.Saya ucapkan terima kasih pada mereka yang sudah membantu kami selama ini,maupun yang menyampaikan bela sungkawanya,kami sekeluarga mengucapkan banyak terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam.
Terima kasih juga kepada beberapa gadis yang datang ke rumah kami dan meminta kami mengangkat mereka sebagai anak,menggantikan Neng.Hanya saja,saya belum berfikir sejauh itu,nanti sajalah.Sebab bagiku,tak seorang pun mampu menggantikan kedudukan Neng dihati kami.

Tidak ada komentar: