TIAP tanggal 27 Desember dan 19 Maret jadi hari yang bersejarah bagi penggemar (alm) Nike Ardilla. Yang pertama adalah hari kelahiran artis asal Ciamis, Jabar ini. Dan yang kedua adalah hari wafat Nike ketika mobil Honda Civic Genio yang ditumpanginya menabrak tembok bak sampah di Jl RE Martadinata, Bandung. )
tempat kejadian
Hingga 19 Maret 2002 lalu, para Nikemania masih tak melupakan tragedi itu. Mereka memperingatinya dengan mendatangi makam Nike di Imabanegara, Ciamis dan Museum Nike di Kompleks Perumahan Aria Graha, Parakan Saat, Bandung. Secara bergelombang mereka datang dari Jabotabek, Cilacap, Purwokerto hingga Palembang. Ada yang berkelompok dengan bus atau dengan mobil pribadi. Sebagian besar tak lagi diwadahi dalam NAFC (Nike Ardilla Fans Club). Ada nama lain seperti NA Fans (Nike Ardila Fans) dan NiAR Entertaiment (Nike Ardilla Entertaiment). Layaknya tur, kata Panitia Rombongan NA Fans dari Jakarta, Emma, ziarah ini rutin dilakukan setahun dua kali, pada saat hari kelahiran dan wafatnya Nike. Setiap orang dikutip biaya Rp 65.000. (**untuk tour ke Bandung cukup murah lho..) "Ongkos tersebut sudah termasuk makan siang sekali dan dapat kaos," jelas Emma. Satu bus yang disediakan kadang tak mampu menampung minat para pengidola Nike ini. "Jadi, terpaksa bagi mereka yang tak dapat tempat, ya duduk di bangku tambahan," ujar Emma lagi. .
Honda Sialan, mobil honda gak ada baja pengamannya
di pintu samping Dengan ongkos yang sama dengan NA Fans, NiAR Entertaintment dari Tangerang mengkoordinir 65 peserta. Cuma, bonusnya, kata Lian, Ketua Panitia NiAR Entertaintment, ada tambahan doorprize. Menurut Indah yang sudah lima kali ikut ziarah ini, selain mengenang Nike, ada nilai tambah lain yang membuatnya ingin ikut terus mengunjungi makam Nike. "Ziarah ini memang mengasyikkan. Motivasinya untuk menambah banyak teman dan tambah wawasan," ujar indah.
Situasi Kamarnya Keke (th. 200?)
DI Museum Nike, Nikemania berburu suvenir yang berhubungan dengan idolanya ini, seperti gantungan kunci atau bingkai foto. Yang paling laku adalah foto-foto Nike. Masih belum puas, mereka juga berfoto di dekat berbagai produk peninggalan Nike diletakkan. Dan, ada juga yang bengong memelototi foto Nike, lalu meneteskan air mata. Sebelum melanjutkan ziarah ke makam Nike di Ciamis, mereka bermalam dahulu di rumah ibunda Nike, Nining Srat, yang tak jauh dari makam. Alhasil, Rumah Nining yang dua lantai ditiduri para peziarah yang datang dari berbagai daerah. Semua kamar dipadati. Ruang tamu, ruang keluarga sampai ke kamar Nining pun full penggemar Nike. ''Inilah yang terjadi hampir sepanjang tahun, saya sendiri terharu. Ternyata, setelah tujuh tahun Eneng (Nike) meninggal, penggemarnya makin banyak saja. Saya sendiri tak mengerti tuh, setiap tahunnya banyak orang-orang baru," tutur Nining. "Ritual" masih berlanjut. Di pagi hari, mereka menanti kehadiran penyanyi baru, Dike Ardilla, asal Bandung yang wajah dan karakter vokalnya dianggap "titisan" Nike. Pas Dike datang bersama orangtuanya, Nikemania menyambut dengan ''heroik'' sambil meneriakkan nama Nike dan Dike berulang-ulang. Dike yang bernama asli Diana Utami ikut terharu. Dike tak menyangka para penggemar berat Nike menerima kehadirannya dengan begitu heboh. "Aku bahagia, walaupun pada awalnya aku takut-takut, diterima apa tidak oleh mereka, ya" ujar Dike. "Seringkali saya sempatkan datang ke museum almarhumah di Bandung.Kalau ke makam Nike di Ciamis ini, baru empat kali," sambung Dike lagi sambil sibuk melayani foto bareng dan permintaan tandatangan.
Kamarnya Nike(2) tahun (1998)
Dike akhirnya didaulat berjalan kaki memimpin perjalanan ke makam Nike. Setiba di makam, seperti biasa, tabur bunga dan doa bersama dilakukan. Jika tahun-tahun sebelumnya kebiasaan ini dikomandoi oleh penyanyi Lia Nathalia "titisan" Nike lainnya kali ini oleh Dike. Duh, Nike Ardilla ternyata masih hidup di hati penggemarnya. Ya, Nike never die! Bahkan, lahir ''Nike-Nike baru''. (* M Nizar )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar