Minggu, 28 Juni 2009
Nike dan Radio
Topik apa yang hangat dan bisa Anda temui di setiap tempat pada tanggal 20 Maret 1995 dan sesudahnya ? Saya yakin, seyakin yakinnya, kematian seorang bintang, Nike Ratnadilla, atau yang kita kenal dengan Nike Ardilla. Kematiannya yang tiba-tiba serta tragis menghenyakkan seluruh penggemarnya. Tidak Peduli di sekolah, kantor, terminal, pasar, sawah, semua membicarakan kematian bintang berwajah, bersuara sejuk. Apalagi di tempat mangkalnya anak muda.
Memang siapa tak kaget ditinggal idolanya. Tidak mengherankan kalau selama kurang lebih seminggu, banyak stasiun radio yang memutar lagu lagunya. Dari Seberkas Sinar, Bintang Kehidupan, Matahariku, hingga album terakhir, Sandiwara Cinta. Media pandang dengar (baca : televisi) pun tidak ketinggalan. Di hari-hari setelah kepergiannya, televisi swasta menjadikan peristiwa tersebut sebagai topik utama. Hampir setiap hari ditayangkan video klipnya.
Bagi media cetak, tentu saja ini menjadi berita yang menarik untuk para pembacanya. Hampir semua harian mengeksposnya, apalagi pihak produser kaset, yang merasa mendapat momen yang tepat, langsung me-release album Nike Ardilla, meski itu sebelumnya bukan untuk Nike. Kematiannya pun disusul oleh sederetan artis lainnya, Andy Liani, Abiem "Pangeran Dangdut", Ngesti, Poppy Mercury, Benyamin Suaeb. Tetapi kepergian mereka tak seperti kepergian Nike.
Entah kenapa Nike pergi paling awal, ataukah memang sudah mendapat tempat di hati para penggemarnya ? Yang pasti, kepergian Nike sempat menghenyakkan jagad artis Indonesia. Mengapa Keke, begitu dia akrab dipanggil, begitu terkenal ? Harus kita akui, memang, selain suaranya yang sejuk, bekal wajah sejuknya turut mengangkat Keke ke puncak ketenarannya. Tentu saja, dengan didukung lagu-lagu yang mengena dan pas dengan karakter suaranya.
Masih dalam suasana berkabung, kita dikejutkan berita kematian Josia Hasiholan Sitompul, atau yang akrab dipanggil Bung Olan Sitompul. Penyiar yang identik dengan RRI, TVRI, khususnya di awal pertelevisian Indonesia ini, rasanya pergi terlalu cepat. Bagi Anda pendengar Radio Korea Internasional KBS, di tahun 1985-1986, pasti kenal akan suara Bung Olan Sitompul ini. Di setiap awal dan akhir siaran, Bung Olan selalu mengumandangkan ID stasiun "Inilah Radio Korea KBS di Seoul !!"
Saya masih ingat benar, saat surat pertama saya diudarakan dalam acara Ruang Pendengar, yang dikawal Bung Olan dan Kak Choi Hwon Hae. Begitu pula saat ada pendengar lain menanyakan alamat pendengar untuk korespondensi, Bung Olan dan Kak Che menyebutkan nama saya, hanya nama saya. Saya masih ingat persis, saat Bung Olan di Radio Korea KBS, sekarang RKI, surat-surat begitu cepat mendapatkan balasan. Saya masih ingat persis, setelah Bung Olan balik ke Indonesia, surat surat menjadi lambat balasannya.
Ah, mungkin saya terlalu membesar-besarkan hal itu. Tapi yang pasti, antara Bung Olan dengan sederetan artis, seperti Nike Ardilla, Abiem Ngesti, Andy Liani, Poppy Mercury, Benyamin Suaeb, ada kesamaan. Mereka sama-sama dibesarkan oleh media radio. "Radio dengan media lainnya banyak membantu saya," tutur Keke pada media ibukota.
Ini pula yang selalu Keke lakukan dalam memelihara hubungan mesra dengan stasiun radio. Banyak tour show-nya di daerah yang bekerja sama dengan stasiun radio. Kalau boleh saya kutip motto salah satu iklan otomotif yang banyak kita lihat di layar televisi, "Bagaimanapun juga radio tetap unggul."
note:...Nike bener2 artis rendah hati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar