Minggu, 28 Juni 2009

MenaRik PengGeMaR HinGga PuSaRa



KEMATIAN Sukma Ayu yang mendadak, menorehkan ingatan kita dengan kejadian wafatnya Nike Ardilla pada awal 1995. Nike meninggal dunia akibat tabrakan di Jalan R.E. Martadinata, Bandung, Jawa Barat. Mojang kelahiran 27 Desember 1975 tewas di penghujung malam itu. Penyebab kematian mereka memang berbeda. Tapi, kenangan terhadap kedua artis yang tengah disoroti bintang terang tak bakal pupus. Publik akan mengenang Sukma dan Nike Ardilla sebagai sosok artis cemerlang yang dipanggil Tuhan dalam usia muda. Sukma dan Nike kini sudah menghadap Sang Pencipta. Bagi penggemar berat, kenangan terhadap mereka tetap membekas. Barang-barang kepunyaan Nike misalnya banyak diburu setelah ia wafat. Termasuk mobil Honda Civic Genio warna hitam yang ringsek akibat menabrak tembok. Koleksi kaset, aksesori, dan pakaian Nike akhirnya dikumpulkan di sebuah museum di Perumahan Graha Arya, Jalan Arya Utara, Bandung. Di museum itu tertata rapi puluhan foto Nike saat mengikuti berbagai kegiatan. Lukisan Nike dan Marlyn Monroe berukuran besar juga terpasang di ruangan. Lukisan tersebut dibuat dua bulan sebelum Nike wafat. Kamar peninggalan artis yang sempat memerankan Iteung dalam film Kabayan letaknya tak berubah. Semua masih dalam posisi terakhir sebelum Nike pergi menghadap Ilahi. Seperti juga Nike, keluarga Sukma Ayu juga begitu. Isi kamar Sukma di salah satu rumah mereka di kawasan Grogol, Jakarta Barat, belum diubah. Karena Sukma gemar warna kuning hampir semua perabot miliknya masih berwarna itu juga. Satu di antaranya tirai yang tak pernah dilihat gadis kelahiran Jakarta 10 November 1979 ini karena keburu koma. "Tirai ini dibeli sebelum ia masuk rumah sakit," kata Nina, kakak Sukma. Nina juga masih memelihara dua ekor kucing Sukma. Pada dinding tepat di atas kasur dipasang foto Sukma berukuran besar. Menurut Nina, pakaian dan sepatu pemeran Rohaye dalam Kecil-Kecil Jadi Manten masih tertata rapi dalam lemari. "Dia [Sukma] lagi senang-senangnya memakai rok," kata Nina. Sementara satu potong celana jin dan handuk yang terakhir dipakai Sukma juga tetap tergantung di pintu kamar mandi. Nina mengatakan, beberapa benda Sukma akan dilelang untuk kemanusiaan. Kehadiran Sukma di layar gelas memang menarik hati sebagian masyarakat. Buktinya, sejak Sukma meninggal dua pekan silam, kuburannya di Tempat Pemakaman Umum Batu Tapak, Pesantren Al-Ihya, Ciomas, Bogor, Jabar, masih ramai dikunjungi. Pun demikian dengan makam Nike di Buninagara, Ciamis, Jabar, tetap sering didatangi orang untuk memanjatkan doa atau sekadar berkunjung. "Ada juga yang minta berkah dari almarhumah dan ingin menjadi artis seperti dia. Kadang-kadang ada yang datang meminta kekayaan," kata Mang Adung, kuncen kuburan Nike. Daya pikat Nike tak hanya bagi warga setempat tapi juga datang dari Kalimantan. Ibunda Nike, Nining Ningsihrat mengaku terharu jika melihat pusara putri bungsunya masih banyak pengunjung. Entah benar atau tidak, roh Neng Keke--panggilan sayang Nike--dipercaya sering datang pada malam Selasa dan Jumat. Mang Adung mengatakan, Nike juga hadir saat seorang petinggi militer dari Jakarta berkunjung ke makamnya pada pukul 01.30 WIB. "Terasanya cuma embusan angin dan wangi bunga," kata lelaki bertubuh sedang itu.

Tidak ada komentar: